Aku ingin memelukmu seperti seorang adik memeluk kakaknya,
aku ingin meleburkan jurang yang membentang
dan mematahkan tebing yang menjulang diantara kita.
di saat seperti ini,
aku tak ingin ada batas di antara kita.
tak ada lagi sungkan. tak ada perasaan bahwa derajatku lebih rendah darimu.
semua mengalir penuh kasih persahabatan dan persaudaran.
aku ingin memelukmu seperti seorang adik memeluk kakaknya,
yang selama ini selalu bersama dalam setiap perasaan jiwa.
ketika segala harapan tak lagi sekedar duga...
aku tahu kau juga merasakan yang sama, ingin kita menjadi saudara.
Senin, 20 September 2010
Selasa, 29 Juni 2010
I wrote my dreams
I wrote my dreams in a piece of paper
I said I want to keep this light shines forever
For every hope that sent to the sky
and all the courage that bring us to fly
On the song they sing
There were hundreds of angels had their wings flapping,
they gave an echoing sound of cheering
As the road of struggle extends
with lights of colors that never fade
go on every single precious dreams
as the red blood in their veins
Dreams can conquer the world
Dreams can help this nation
In every sing they sing in their dreams
there's one certainty that dreams will let it be
Rabu, 16 Juni 2010
Kamu dan Langkahku
Dua kepakan sayap menghentak ke langit pagi.
Aku terbang, aku pergi, tapi hatiku masih disini
Berdetak bersama irama riang yang kau nyanyikan, mengungkapkan satu keharuan yang sulit kukatakan.
Aku tak sedih karena kau masih ada.
dan aku masih menyapamu bersama lantunan ayat-Nya
di siang yang damai itu, kan?
Aku masih sama dengan yang dulu
Aku yang selalu menantimu kala aku pelangikan gerak langkahku, hingga ia membahana diatas awan...
Ada namamu kusebut dalam laguku,
yang kini digemakan oleh orkestra alam yang mendebur damai
menyatukan semua harapanku tentang kehadiranmu.
Oh, tak akan hijau padang rumputku, tak akan putih awanku, tak akan emas mentari senja ini
jika hari ini kau tak menyulutkan api di lilin-lilin kecil di setiap sudut hatiku.
Minggu, 23 Mei 2010
Seperti yang sudah kau lakukan
Aku tak tahu apakah ini sekedar obsesi
Ataukah memang murni sebuncah mimpi
Ataukah karena aku belajar di tempat ini
Sehingga kalimat ini sering menggaung ruang hati
Ukhti, aku ingin menuntut ilmu di negeri orang!
Just like what you’ve done!
Segala daya dan upaya
Mengerahkan semua pengetahuan yang aku punya
Aku harap tak sia-sia
Kau jadikan ini mimpi yang indah, walau aku tahu ini tak mudah. Kau buka mataku dari sesuatu yang kau bilang cinta buta, kalau ingin ke pergi kesana hanya untuk prestise semata. Tapi aku harus memaknai apa yang sebenarnya kucari disana. Kau ingatkan aku agar aku tetap menjadi diri sendiri. Apapun yang akan terjadi disana nanti. Kau paparkan padaku itu semua, yang kaudapat dan kaulihat disana. Kau bilang, aku masih muda dan masih goyah jiwanya......
Oh ukhti! Aku genggam erat apa yang kau tanamkan dalam hati ini
Bila aku esok benar-benar pergi
Aku berjanji akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi saat aku kembali
Dan tetap menjadi diri sendiri
Ataukah memang murni sebuncah mimpi
Ataukah karena aku belajar di tempat ini
Sehingga kalimat ini sering menggaung ruang hati
Ukhti, aku ingin menuntut ilmu di negeri orang!
Just like what you’ve done!
Segala daya dan upaya
Mengerahkan semua pengetahuan yang aku punya
Aku harap tak sia-sia
Kau jadikan ini mimpi yang indah, walau aku tahu ini tak mudah. Kau buka mataku dari sesuatu yang kau bilang cinta buta, kalau ingin ke pergi kesana hanya untuk prestise semata. Tapi aku harus memaknai apa yang sebenarnya kucari disana. Kau ingatkan aku agar aku tetap menjadi diri sendiri. Apapun yang akan terjadi disana nanti. Kau paparkan padaku itu semua, yang kaudapat dan kaulihat disana. Kau bilang, aku masih muda dan masih goyah jiwanya......
Oh ukhti! Aku genggam erat apa yang kau tanamkan dalam hati ini
Bila aku esok benar-benar pergi
Aku berjanji akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi saat aku kembali
Dan tetap menjadi diri sendiri
Rabu, 21 April 2010
Ukhti...... *
Ukhti,
Ketika awan sastra menaungiku untuk pertama kali
Tak ada satupun titik-titik air di udara yang kuketahui
Kedua lututku membeku
Dalam galau tanda tak tahu
Kau datang menyapu partikel kegundahan ini
Setulus hatimu, rasa gugup kami kaupahami
Seperti bianglala yang menembus mendung kelabu
Kutuliskan rasa syukur di dinding hati
Atas ketentuan-Nya membawa kami belajar padamu disini
Ukhti,
Aku tahu kau orang besar
Sudah melewati masa terberat dengan tetap tegar dan sabar
Ingin kureguk segenggam keteladanan
Seteguk kekuatan dan keyakinan
Dari samudera hatimu yang berdebur damai
Ukhti,
bimbinglah aku agar menjadi umat yang berilmu
Yang menjadikan setiap belajarku amal dan ibadah pada-Nya
Dan tetap memegang teguh Islam
Walau akan dipandang dengan heran
Tatkala menuntut ilmu di negeri seberang
Aku angkat topi setinggi-tingginya
Untukmu ukhti,
Yang mengabdikan diri untuk mencerdaskan tunas bangsa
Seakan kau memaknai hari kelahiranmu
Yang sejalan dengan momentum penting tombak pendidikan di negeri kita
Ana uhibbuki fillah, ukhti....
*kata 'Ukhti' berasal dari bahasa arab, yang berarti 'Saudariku'.
*kata 'Ukhti' berasal dari bahasa arab, yang berarti 'Saudariku'.
Senin, 19 April 2010
Tersimpan
Masih kurasakan bahagia itu
Walau saat indah itu mungkin hanya seminggu dalam sebulan
Tapi aku tak mau kehilangan
Segala kesan yang terciptakan
Tahun depan aku ingin memilihmu lagi
Ingin kurangkai lagi kesan yang membuatmu terhenyak trenyuh terharu
Namun dapat menghujam ladang yang kering
Dengan sebuah tombak yang mencahayakan perubahan
Kau hela kedepan satu persatu dimensi masa transisi ini
Menjadikan aku mampu memaknai
Keberadaan kita yang bernaung dalam atmosfer yang sama
Dan kita berdua
Memiliki satu cita-cita
Kau sudah meraihnya, kini tinggal aku meneruskan saja
Kau ada disini membimbingku karena aku bisa
Aku yakin bisa, karena kau sudah mencapainya...
Selasa, 13 April 2010
Kisah sepotong bulu
bila aku kelak datang kerumahmu
aku ingin mencabut saja satu bulu sayapku
lalu menerbangkannya dari ruang tamu
ke bagian dalam rumahmu
biar dia terbang dibawa angin
menjelajahi seluruh isi rumahmu
saat angin membawanya menyapu
bulu itu kembali kearahku
ia telah merekam sinar-sinarmu
yang tadi didapatnya dari seluruh isi rumahmu
lalu akan kusimpan bulu itu dalam kotak sejuta cinta
ya, itulah caraku!
yang kutemukan selama aku menginginkanmu
aku ingin membawa pulang
sebongkah cahaya terang
yang menyala selama-lamanya
dan memancarkan semua warna
bulu sayapku tadi sudah menangkapnya
biarkan ia terus menyala
menghadirkanmu disetiap langkahku
aku ingin mencabut saja satu bulu sayapku
lalu menerbangkannya dari ruang tamu
ke bagian dalam rumahmu
biar dia terbang dibawa angin
menjelajahi seluruh isi rumahmu
saat angin membawanya menyapu
bulu itu kembali kearahku
ia telah merekam sinar-sinarmu
yang tadi didapatnya dari seluruh isi rumahmu
lalu akan kusimpan bulu itu dalam kotak sejuta cinta
ya, itulah caraku!
yang kutemukan selama aku menginginkanmu
aku ingin membawa pulang
sebongkah cahaya terang
yang menyala selama-lamanya
dan memancarkan semua warna
bulu sayapku tadi sudah menangkapnya
biarkan ia terus menyala
menghadirkanmu disetiap langkahku
Minggu, 04 April 2010
Ketika Bahagia Diukur Besarnya
Bahagia...
apakah dia adalah sesuatu yang dapat diukur besarnya?
Bila dia tak sanggup seluas jagad raya,
cukuplah ia sebesar galaksi bimasakti
dan bila galaksi bimasakti terlalu luas,
cukuplah ia sebesar planet bumi
masih terlalu besarkah bumi?
mungkin cukuplah sebesar benua asia...
kalau benua asia terlalu luas untuk satu kata bahgia
cukuplah ia seluas Asia tenggara saja.
Dan jika Asia tenggara masih terlalu besar
Sebesar negeriku Indonesia-pun sudah indah bagiku
Bila Indonesiaku ini terlalu luas
mungkin Jawa Timur cukup menempatkan satu kata bahagia
Kalau Jawa Timurpun tak bisa
Kota Malang ini mungkin dapat mengukur seberapa besarnya bahagia.
Bila Malang ini pun terlalu besar
Cukuplah ia seluas kecamatan Lowokwaru...
Kalau kecamatan Lowokwaru masih tak mampu melambangkan besarnya
Coba tempatkan dia di kelurahan Sumbersari yang berharga ini....
Apabila Sumbersari tak bisa jua,
hamparkan kata bahagia itu seluas Universitas Negeri Malang
Ah, kampusku ini terlalu luas.
Mungkin Fakultas Sastra mampu melambangkan besarnya bahagia....
Aku tak tahu kemana lagi harus mencari
bila satuan terkecil pun tak mampu melambangkan besarnya bahagia
karena di setiap jejakku pun,
aku selalu mencarinya
Kamis, 01 April 2010
Terlalu Indah
Malam ini terlalu indah untuk kulantunkan bersama 10 angin yang menaungi detakan malam
Karenanya aku lebih memilih untuk memandangimu dibalik LCD,
tersenyum dalam kebekuan yang konstan
10 meteor jatuh membawa 1000 harapan,
tentang hal-hal terlalu indah yang telah dilukiskan
berharap cahaya itu kan bersinar kembali,
seiring rembulan memudar ditelan cahaya mentari
Ini semua tak mampu memberiku jawaban
Ini semua hanya sebatas nyanyian rindu yang sayup
semuanya datar, semuanya sunyi, semuanya pergi
dan meninggalkan hati yang tetap berprasangka seperti ini
I never knew that I could turn this pain
All the beautiful memory turns to grey
I even could write a song
For believe the strength for my own
I've never understand of how i feel
I need somebody there to hold my tears
Please help me I'm falling
And I Know that I can reach your hand
All my dreams turn to pain
Coz all the visions that I see is not for real
Hold my hands and help me stand
Coz all the dreams I've ever had is always fail
And I know I fail again
The feelings that I have could never changed
And the sorrow that I felt will never end
But I should keep on trying
Even more the strength for my own
All the beautiful memory turns to grey
I even could write a song
For believe the strength for my own
I've never understand of how i feel
I need somebody there to hold my tears
Please help me I'm falling
And I Know that I can reach your hand
All my dreams turn to pain
Coz all the visions that I see is not for real
Hold my hands and help me stand
Coz all the dreams I've ever had is always fail
And I know I fail again
The feelings that I have could never changed
And the sorrow that I felt will never end
But I should keep on trying
Even more the strength for my own
(Fail, by Bening)
Selasa, 30 Maret 2010
Ketika Aku Belajar Menyukainya
aku belajar menyukainya dari setiap paragraf yang aku tulis
tentang kata-kata yang berlari melukiskan satu arti
dan meyakini bahwa apa yang aku rasakan tak pernah salah
ketika mereka mengakui kerapuhanku
dan karenanya semua bergejolak
ketika aku belajar menyukainya
dari setiap semangat yang dia ceritakan tadi pagi
dan rengkuhannya pada hati-hati yang sedang guncang
walau tangan kecilnya tak kuasa membuatku tenang
aku tahu, aku masih baru memulai
dan aku tidak mau berhenti
karena itu aku memilihnya
sebagai pengawal kala semua masih awal
aku belajar menyukainya,
ketika perlahan semuanya terungkap
bahwa suatu hari nanti
aku pasti bisa seperti dia
aku ingin merengkuhnya seperti ia membesarkan hatiku
dan semua kata yang aku rangkai seperti apa yang dia minta
dia mengajariku untuk terbang lebih tinggi
ketika aku belajar menyukainya
tentang kata-kata yang berlari melukiskan satu arti
dan meyakini bahwa apa yang aku rasakan tak pernah salah
ketika mereka mengakui kerapuhanku
dan karenanya semua bergejolak
ketika aku belajar menyukainya
dari setiap semangat yang dia ceritakan tadi pagi
dan rengkuhannya pada hati-hati yang sedang guncang
walau tangan kecilnya tak kuasa membuatku tenang
aku tahu, aku masih baru memulai
dan aku tidak mau berhenti
karena itu aku memilihnya
sebagai pengawal kala semua masih awal
aku belajar menyukainya,
ketika perlahan semuanya terungkap
bahwa suatu hari nanti
aku pasti bisa seperti dia
aku ingin merengkuhnya seperti ia membesarkan hatiku
dan semua kata yang aku rangkai seperti apa yang dia minta
dia mengajariku untuk terbang lebih tinggi
ketika aku belajar menyukainya
Senin, 22 Maret 2010
Sekali Lagi Tentang Mimpimu
Mungkin kau tak berpikir
bahwa cerita-ceritaku itu memalukan
Bagiku memang iya,
namun bagimu berkesan
dan merupakan penghargaan
Aku sedang merangkai babak-babak mimpiku
yang ingin kutayangkan padamu
menyatu dalam suaraku
hingga menegakkan pemahaman itu padamu
Aku belum menghilangkan harapan itu
Aku belum menghilangkan kata-katamu
Seiring bunga yang mekar mengiringiku disini
Kami terus memanggilmu
untuk menyumbangkan kata-kata itu lagi
walau aku tahu
aku tak serumpun denganmu
kita berbeda pemikiran
mungkin itu yang membuatmu
menganggap semua rencanaku kurang kerjaan
Ah, tak bisakah kau buka hatimu sedikit lagi?
aku ingin kau mengerti
bahwa sebuncah kata-kata ini
mampu melambangkan semua asamu
karena kita hidup di negeri ini
tempat kita bertukar mimpi
dan semuanya
bersama-sama akan menjadi nyata
bahwa cerita-ceritaku itu memalukan
Bagiku memang iya,
namun bagimu berkesan
dan merupakan penghargaan
Aku sedang merangkai babak-babak mimpiku
yang ingin kutayangkan padamu
menyatu dalam suaraku
hingga menegakkan pemahaman itu padamu
Aku belum menghilangkan harapan itu
Aku belum menghilangkan kata-katamu
Seiring bunga yang mekar mengiringiku disini
Kami terus memanggilmu
untuk menyumbangkan kata-kata itu lagi
walau aku tahu
aku tak serumpun denganmu
kita berbeda pemikiran
mungkin itu yang membuatmu
menganggap semua rencanaku kurang kerjaan
Ah, tak bisakah kau buka hatimu sedikit lagi?
aku ingin kau mengerti
bahwa sebuncah kata-kata ini
mampu melambangkan semua asamu
karena kita hidup di negeri ini
tempat kita bertukar mimpi
dan semuanya
bersama-sama akan menjadi nyata
Senin, 15 Februari 2010
Melebur
Ingin kukejar awan berarak
Hingga sampai di peraduannya
Seperti angin yang mengajari
Ombak-ombak untuk merangkai melodi
Bila dapat kuberimu pengertian
Aku ingin menggenggam rasa maklum dihatiku
Kesalahan itu semata hanya milikku
Ketidakpekaanku akan jati dirimu
Membawaku ingin melebur bersama ombak
Menari bersama angin
Melayang setinggi mungkin
Mengukir setiap ingin
Melelehkan bekunya dingin
Maafkan aku
Atas cerita memalukan itu
Aku saat itu belum tahu
Siapa sebenarnya kamu
Senin, 25 Januari 2010
Explosive
Tentang hati yang tak tenang
dan bayangan masa masa silam
kemana jernih berpikir
kian berdebat tuk satu menyingkir
Ingin kupecahkan satu persatu
tebing es ini
dia menjulang terlalu tinggi
dengan kenangan memalukan terekam didalamnya
Rasanya aku mau gila
setiap kali terngiang hujam cercanya
***
Bolehkah kunyatakan - walau dia tak tahu?
sudah 1000 puisi yang menyatakan bahwa dia selamanya mencintaiku
Tapi terlalu lebay itu semua
Itu tak berlaku bagi perasaanku padanya
Siapa bilang cintamu baru akan kurasakan jika kamu tiada?
Itu pernyataan paling bullsh** yang pernah aku dengar darimu, jalang
Justru tanpamu aku bebas
Aku bisa menjadi siapapun yang aku mau
Tanpa terkekang otoritasmu
Pergilah sayang, aku bisa keracunan bila terus melihatmu
dan bayangan masa masa silam
kemana jernih berpikir
kian berdebat tuk satu menyingkir
Ingin kupecahkan satu persatu
tebing es ini
dia menjulang terlalu tinggi
dengan kenangan memalukan terekam didalamnya
Rasanya aku mau gila
setiap kali terngiang hujam cercanya
***
Bolehkah kunyatakan - walau dia tak tahu?
sudah 1000 puisi yang menyatakan bahwa dia selamanya mencintaiku
Tapi terlalu lebay itu semua
Itu tak berlaku bagi perasaanku padanya
Siapa bilang cintamu baru akan kurasakan jika kamu tiada?
Itu pernyataan paling bullsh** yang pernah aku dengar darimu, jalang
Justru tanpamu aku bebas
Aku bisa menjadi siapapun yang aku mau
Tanpa terkekang otoritasmu
Pergilah sayang, aku bisa keracunan bila terus melihatmu
Jumat, 22 Januari 2010
Tentang Jejakmu di Masa Kelam
aku baru sadar
tentangmu
dan segala tulisan
yang pernah kusebarkan
akan aku rasakan
efeknya
mungkin tak lama lagi
sesuatu yang sudah lama
namun baru kutahu sekarang
atau mungkin nuraniku yang kurang peka
hingga aku baru tergerak sekarang
untukmu
yang telah membaca semua itu tentangku
tolong jangan terlalu dianggap
itu sudah lalu
aku sudah berubah, ya akhi...
seiring guratan mentari Sastra yang memecah sisi kelabu
saat setahun dulu
terimalah sebuncah mohon ampunku dari kesadaran yang paling atas
yang paling nampak oleh semua cahaya yang meliputimu
dan akupun akan selalu menjaga setiap nada yang melantun dalam untaian kataku.
tentangmu
dan segala tulisan
yang pernah kusebarkan
akan aku rasakan
efeknya
mungkin tak lama lagi
sesuatu yang sudah lama
namun baru kutahu sekarang
atau mungkin nuraniku yang kurang peka
hingga aku baru tergerak sekarang
untukmu
yang telah membaca semua itu tentangku
tolong jangan terlalu dianggap
itu sudah lalu
aku sudah berubah, ya akhi...
seiring guratan mentari Sastra yang memecah sisi kelabu
saat setahun dulu
terimalah sebuncah mohon ampunku dari kesadaran yang paling atas
yang paling nampak oleh semua cahaya yang meliputimu
dan akupun akan selalu menjaga setiap nada yang melantun dalam untaian kataku.
Rabu, 13 Januari 2010
ANA UHIBBUKI FILLAH, UMMI.... (Ibu, aku mencintaimu karena Allah)- untuk Bu Rusna Laksmisari di Ultah ke 41
Kadang, aku merasa ingin sepertimu
menjadi selembar benang emas dalam sinaran sang fajar
bagi seluruh jiwa yang berlutut dalam sunyi
ditengah perjuangannya mencari jalan
untuk menggapai masa-masa emas yang dinantikan
Sudah empat dekade lebih lilin itu kau nyalakan
dan ia tak pernah padam
Ia mengiringi setiap nyala semangat dan hasrat yang pernah terpanjat pada-Nya
Dalam cahaya yang kau pancarkan,
Ada sekilas warna impian yang bertahan
Ketika itu aku sampaikan
“Ibu, aku ingin menuntut ilmu di negeri orang”
Kadang, aku merasa ingin sepertimu
Ketika berdiri menghadap teruna-teruni yang kaucintai
Dan merangkaikan semangat itu pada mereka
Kaurangkai dalam melodi yang membuat sejenak darahku membeku
Dan ketika ia mengalir lagi, aku merasa lebih tenang
Jika sungai yang mengalir ke samudra restumu itu bisa kulayari
Aku ingin mereguk secawan airnya sebelum aku pergi
Agar aku yakin pada mimpi-mimpiku itu
Dan aku tetap menjadi aku
Walau aku sedang ternyana tak percaya di negeri antah berantah nyata
Karena aku menyayangimu seperti aku menyayangi saudara sendiri
Saudara terindah yang belum pernah aku miliki
Kompleks ormawa Fak. Sastra, 2 Januari 2010
menjadi selembar benang emas dalam sinaran sang fajar
bagi seluruh jiwa yang berlutut dalam sunyi
ditengah perjuangannya mencari jalan
untuk menggapai masa-masa emas yang dinantikan
Sudah empat dekade lebih lilin itu kau nyalakan
dan ia tak pernah padam
Ia mengiringi setiap nyala semangat dan hasrat yang pernah terpanjat pada-Nya
Dalam cahaya yang kau pancarkan,
Ada sekilas warna impian yang bertahan
Ketika itu aku sampaikan
“Ibu, aku ingin menuntut ilmu di negeri orang”
Kadang, aku merasa ingin sepertimu
Ketika berdiri menghadap teruna-teruni yang kaucintai
Dan merangkaikan semangat itu pada mereka
Kaurangkai dalam melodi yang membuat sejenak darahku membeku
Dan ketika ia mengalir lagi, aku merasa lebih tenang
Jika sungai yang mengalir ke samudra restumu itu bisa kulayari
Aku ingin mereguk secawan airnya sebelum aku pergi
Agar aku yakin pada mimpi-mimpiku itu
Dan aku tetap menjadi aku
Walau aku sedang ternyana tak percaya di negeri antah berantah nyata
Karena aku menyayangimu seperti aku menyayangi saudara sendiri
Saudara terindah yang belum pernah aku miliki
Kompleks ormawa Fak. Sastra, 2 Januari 2010
Langganan:
Postingan (Atom)