aku baru sadar
tentangmu
dan segala tulisan
yang pernah kusebarkan
akan aku rasakan
efeknya
mungkin tak lama lagi
sesuatu yang sudah lama
namun baru kutahu sekarang
atau mungkin nuraniku yang kurang peka
hingga aku baru tergerak sekarang
untukmu
yang telah membaca semua itu tentangku
tolong jangan terlalu dianggap
itu sudah lalu
aku sudah berubah, ya akhi...
seiring guratan mentari Sastra yang memecah sisi kelabu
saat setahun dulu
terimalah sebuncah mohon ampunku dari kesadaran yang paling atas
yang paling nampak oleh semua cahaya yang meliputimu
dan akupun akan selalu menjaga setiap nada yang melantun dalam untaian kataku.
Jumat, 22 Januari 2010
Rabu, 13 Januari 2010
ANA UHIBBUKI FILLAH, UMMI.... (Ibu, aku mencintaimu karena Allah)- untuk Bu Rusna Laksmisari di Ultah ke 41
Kadang, aku merasa ingin sepertimu
menjadi selembar benang emas dalam sinaran sang fajar
bagi seluruh jiwa yang berlutut dalam sunyi
ditengah perjuangannya mencari jalan
untuk menggapai masa-masa emas yang dinantikan
Sudah empat dekade lebih lilin itu kau nyalakan
dan ia tak pernah padam
Ia mengiringi setiap nyala semangat dan hasrat yang pernah terpanjat pada-Nya
Dalam cahaya yang kau pancarkan,
Ada sekilas warna impian yang bertahan
Ketika itu aku sampaikan
“Ibu, aku ingin menuntut ilmu di negeri orang”
Kadang, aku merasa ingin sepertimu
Ketika berdiri menghadap teruna-teruni yang kaucintai
Dan merangkaikan semangat itu pada mereka
Kaurangkai dalam melodi yang membuat sejenak darahku membeku
Dan ketika ia mengalir lagi, aku merasa lebih tenang
Jika sungai yang mengalir ke samudra restumu itu bisa kulayari
Aku ingin mereguk secawan airnya sebelum aku pergi
Agar aku yakin pada mimpi-mimpiku itu
Dan aku tetap menjadi aku
Walau aku sedang ternyana tak percaya di negeri antah berantah nyata
Karena aku menyayangimu seperti aku menyayangi saudara sendiri
Saudara terindah yang belum pernah aku miliki
Kompleks ormawa Fak. Sastra, 2 Januari 2010
menjadi selembar benang emas dalam sinaran sang fajar
bagi seluruh jiwa yang berlutut dalam sunyi
ditengah perjuangannya mencari jalan
untuk menggapai masa-masa emas yang dinantikan
Sudah empat dekade lebih lilin itu kau nyalakan
dan ia tak pernah padam
Ia mengiringi setiap nyala semangat dan hasrat yang pernah terpanjat pada-Nya
Dalam cahaya yang kau pancarkan,
Ada sekilas warna impian yang bertahan
Ketika itu aku sampaikan
“Ibu, aku ingin menuntut ilmu di negeri orang”
Kadang, aku merasa ingin sepertimu
Ketika berdiri menghadap teruna-teruni yang kaucintai
Dan merangkaikan semangat itu pada mereka
Kaurangkai dalam melodi yang membuat sejenak darahku membeku
Dan ketika ia mengalir lagi, aku merasa lebih tenang
Jika sungai yang mengalir ke samudra restumu itu bisa kulayari
Aku ingin mereguk secawan airnya sebelum aku pergi
Agar aku yakin pada mimpi-mimpiku itu
Dan aku tetap menjadi aku
Walau aku sedang ternyana tak percaya di negeri antah berantah nyata
Karena aku menyayangimu seperti aku menyayangi saudara sendiri
Saudara terindah yang belum pernah aku miliki
Kompleks ormawa Fak. Sastra, 2 Januari 2010
Senin, 14 Desember 2009
Aku Cuma Pritha
Meski kalian semua adalah ibuku,
ayahku, senior-seniorku, adik-adikku,
dan saudara-saudaraku yang irama detak darahnya sama
namun aku tahu aku ini siapa.
Meski kau hafal nyanyian dengkurku dan selalu menirukannya dalam lelapmu
dan akupun telah menyerap strategimu menantang jaman
namun aku tahu langkahku ada batasnya
kau tahu, denganmu aku bahagia
kau tahu, disini kurasakan segalanya
Aku cuma Pritha yang sedang belajar ilmu Bahasa
aku cuma Pritha yang ingin memasak untuk semua
aku cuma Pritha yang masih semester satu
aku cuma Pritha yang tidak tahu apakah nanti beneran akan jadi guru
aku cuma Pritha yang datang kesini atas nama rindu
maka dari itu aku tak berani minta
kecuali kau menawarkannya;
itupun aku akan berpikir lagi sebelum bilang 'ya!'
walau aku cinta kalian
dan aku juga keluarga kalian
tapi aku tahu batasan - aku tahu aku ini siapa.
ayahku, senior-seniorku, adik-adikku,
dan saudara-saudaraku yang irama detak darahnya sama
namun aku tahu aku ini siapa.
Meski kau hafal nyanyian dengkurku dan selalu menirukannya dalam lelapmu
dan akupun telah menyerap strategimu menantang jaman
namun aku tahu langkahku ada batasnya
kau tahu, denganmu aku bahagia
kau tahu, disini kurasakan segalanya
Aku cuma Pritha yang sedang belajar ilmu Bahasa
aku cuma Pritha yang ingin memasak untuk semua
aku cuma Pritha yang masih semester satu
aku cuma Pritha yang tidak tahu apakah nanti beneran akan jadi guru
aku cuma Pritha yang datang kesini atas nama rindu
maka dari itu aku tak berani minta
kecuali kau menawarkannya;
itupun aku akan berpikir lagi sebelum bilang 'ya!'
walau aku cinta kalian
dan aku juga keluarga kalian
tapi aku tahu batasan - aku tahu aku ini siapa.
Setidaknya Awan Telah Berjanji
Setidaknya awan telah berjanji
untuk menggaungkan kembali kisah yang lama
yang dulu pernah kuukir
ketika seribu mentari tak bisa mencari pelangi
andai aku tak cukup usang untuk memelukmu lagi
pasti besok aku sudah memberimu jawabannya
ah, sayang. mungkin ambiguitas yang kita hadapi selama ini terlalu kita seriusi,
sehingga kita sering tak sadar
bahwa sesungguhnya kita sedang disuruh merajut benang merah
yang akan dijadikan bingkai sejarah
yang takkan pudar diterpa cahaya berpendar
***
Itu aku,
yang berteriak "Legato, Fight!!" sambil berlalu
didepan rumahmu
namun kau tak tahu
kau kira aku tahan kau tinggal sebulan
kau kira aku akan merenung dirumahmu
kau kira aku hanya akan memandang ruang HMJ dengan tatapan hampa
tapi, sayang...
secara tidak sadar kau telah mengajariku
untuk menyisipkan namamu dalam nyanyianku
sehingga aku tak merasa kau sedang pergi
Setidaknya awan telah berjanji
untuk menarikan tarian yang dulu pernah kuajarkan kepada mereka
pada saat nanti kau datang
dari perjalananmu di negeri orang
untuk merebut hati Tuhan
dan kini ketika kau kembali
serempak semua bersorak
"Hai, kisah kita sudah dicatat di dalam nyanyian sejarah!"
untuk menggaungkan kembali kisah yang lama
yang dulu pernah kuukir
ketika seribu mentari tak bisa mencari pelangi
andai aku tak cukup usang untuk memelukmu lagi
pasti besok aku sudah memberimu jawabannya
ah, sayang. mungkin ambiguitas yang kita hadapi selama ini terlalu kita seriusi,
sehingga kita sering tak sadar
bahwa sesungguhnya kita sedang disuruh merajut benang merah
yang akan dijadikan bingkai sejarah
yang takkan pudar diterpa cahaya berpendar
***
Itu aku,
yang berteriak "Legato, Fight!!" sambil berlalu
didepan rumahmu
namun kau tak tahu
kau kira aku tahan kau tinggal sebulan
kau kira aku akan merenung dirumahmu
kau kira aku hanya akan memandang ruang HMJ dengan tatapan hampa
tapi, sayang...
secara tidak sadar kau telah mengajariku
untuk menyisipkan namamu dalam nyanyianku
sehingga aku tak merasa kau sedang pergi
Setidaknya awan telah berjanji
untuk menarikan tarian yang dulu pernah kuajarkan kepada mereka
pada saat nanti kau datang
dari perjalananmu di negeri orang
untuk merebut hati Tuhan
dan kini ketika kau kembali
serempak semua bersorak
"Hai, kisah kita sudah dicatat di dalam nyanyian sejarah!"
Rabu, 07 Oktober 2009
Seperempat hidupku
kata orang,
hidup harus seimbang
dan jika aku membaginya empat sama,
aku rasa semua akan bahagia.
dalam hidup yang indah,
seindah kisah-kisah
yang mewarnai langit sabtu pagi
tentang tanah-tanah yang lembab
bunga flamboyan berguguran
dan matahari yang bercadar awan
bila aku sudah memutuskan
mereka adalah sebaris prajurit
yang berbaris di garis terdepan
untuk menyambut hari yang lebih bersemangat dari pagi
dan kehangatan yang lebih hangat dari lilin
maka aku tak akan memundurkannya satu milimeter pun
bila saat ini aku merasa mereka penuh dengan keindahan
itu karena kini aku jauh disini
di tempat yang mungkin belum pernah aku rasakan
dulu saat aku menjadi salah satu sayapnya
aku pernah melihat ruangan yang gelap
aku pernah ditawari parang
aku pernah membungkuk ke jurang
dan aku pernah menulis lagu kebencian
oh ya, aku lupa, dulu disini pernah ada otak 'meledak'
namun,
aku bukan segenap hati yang melulu mengedepankan benci
jika aku sudah menyatakan bahwa aku disini karena cinta
dan kepada kalian nanti aku akan kembali
aku tak tahu
bahwa walau sudah bukan lagi bagian dari sayap kalian
ternyata aku masih bisa kaupanggil lagi
untuk kembali kau acungkan pedang
adalah wajar bila aku sesekali mengajaknya tersenyum di dunia maya.
tapi ada yang tak berkenan
lalu....
aku kaulempar lagi pada gempa yang lebih dahsyat dari gempa sumbar,
kau tumpahkan semua isi perutku
471 bulu sayap lepas satu
satu yang kupercaya
perlahan meredup sinar perjalanan oleh apa yang dituduhkan
aku tahu siapa kalian,
namun tak semua dari kalian tahu siapa aku
aku adalah penerus kalian
tak hanya sebatas mantan
tapi esok bila kalian telah menghadap-NYA
aku yang menggantikan!
seperempat hidupku yang memberi warna surga,
aku tak mau seperempat hidupku lemah dan hilang
aku akan kembali kesini beberapa tahun lagi
aku terlanjur jatuh cinta pada kenangan yang kalian berikan
aku harap semua masih sama
seperti saat pertama tempat ini kutinggalkan
tolong, kejadian kemarin lupakan.
hidup harus seimbang
dan jika aku membaginya empat sama,
aku rasa semua akan bahagia.
dalam hidup yang indah,
seindah kisah-kisah
yang mewarnai langit sabtu pagi
tentang tanah-tanah yang lembab
bunga flamboyan berguguran
dan matahari yang bercadar awan
bila aku sudah memutuskan
mereka adalah sebaris prajurit
yang berbaris di garis terdepan
untuk menyambut hari yang lebih bersemangat dari pagi
dan kehangatan yang lebih hangat dari lilin
maka aku tak akan memundurkannya satu milimeter pun
bila saat ini aku merasa mereka penuh dengan keindahan
itu karena kini aku jauh disini
di tempat yang mungkin belum pernah aku rasakan
dulu saat aku menjadi salah satu sayapnya
aku pernah melihat ruangan yang gelap
aku pernah ditawari parang
aku pernah membungkuk ke jurang
dan aku pernah menulis lagu kebencian
oh ya, aku lupa, dulu disini pernah ada otak 'meledak'
namun,
aku bukan segenap hati yang melulu mengedepankan benci
jika aku sudah menyatakan bahwa aku disini karena cinta
dan kepada kalian nanti aku akan kembali
aku tak tahu
bahwa walau sudah bukan lagi bagian dari sayap kalian
ternyata aku masih bisa kaupanggil lagi
untuk kembali kau acungkan pedang
adalah wajar bila aku sesekali mengajaknya tersenyum di dunia maya.
tapi ada yang tak berkenan
lalu....
aku kaulempar lagi pada gempa yang lebih dahsyat dari gempa sumbar,
kau tumpahkan semua isi perutku
471 bulu sayap lepas satu
satu yang kupercaya
perlahan meredup sinar perjalanan oleh apa yang dituduhkan
aku tahu siapa kalian,
namun tak semua dari kalian tahu siapa aku
aku adalah penerus kalian
tak hanya sebatas mantan
tapi esok bila kalian telah menghadap-NYA
aku yang menggantikan!
seperempat hidupku yang memberi warna surga,
aku tak mau seperempat hidupku lemah dan hilang
aku akan kembali kesini beberapa tahun lagi
aku terlanjur jatuh cinta pada kenangan yang kalian berikan
aku harap semua masih sama
seperti saat pertama tempat ini kutinggalkan
tolong, kejadian kemarin lupakan.
Langganan:
Postingan (Atom)