Kamis, 29 November 2012

Tak berujung


Baru pertama kali ini aku merasa dihunus tanpa mampu melihat ombak.
Ya, seperti melihat selembar polos. Aku baru beli.
Tapi aku bersyukur bahwa aku masih bisa jujur, setidaknya pada cermin.
Aku sudah sampai?
Karena semua ini kasar sekali….

Aku melihat sesuatu yang nyata. Namun menyaru.
Seperti objek yang aku tak tahu namanya apa
Kaubungkus dengan kain geber. Kau ikat tali kesana sini.
Kau menganyamnya?

Uraikan.

Jawablah!

Ahaha, sia-sia.

Lalu, aku harus menoreh titik pertama di koordinat berapa?
Kertas ini melingkar….

Jumat, 12 Oktober 2012

Seorang dirigen


Tuhan,
Aku jatuh cinta pada seorang dirigen
yang tangannya menghentak ruang hampa udara
menghentikan seluruh tetes keringat dari jarum-jarum jam yang berputar

Tuhan,
aku jatuh cinta pada seorang dirigen
yang menyelaraskan nyanyian ombak di laut
ketika mereka lelah berdendang

Sekoci kecil terombang ambing,
Kala nakhoda mendayung ke selatan
– namun angin dan ombak terus bergerak ke utara.

Mana tempat yang aku cari…

Tuhan,
aku jatuh cinta pada seorang dirigen
tangannya mengayun mengibas menghentak ruang hampa udara
gelombang-gelombang yang menggema
menembus 

seluruh dunia
menyatu dalam nada

Tuhan, aku jatuh cinta...
pada seorang dirigen
yang memimpin hati ini
untuk terus bernyanyi
berterima kasih atas hidup yang tersenyum berseri

Rabu, 23 Mei 2012

Di Atas.


Hai, mungkin aku terlambat.
Setelah keterpurukan itu. kini aku bangkit lagi.
Setelah seperempat abad perahu itu terkayuh…

Aku sadar, bahwa embunku berkerling jingga.
Hingga bulir yang merengkuh jiwamu.
Bahkan tak apa bagiku bila kau lupa dimana terakhir kau sandarkan sampanmu
Oh, refleksimu….

Pintumu sudah kau tutup, kan? L
Kau kunci rapat-rapat dan tak kaubiarkan uap jingga merembesi.
Kau sedang mengajari meteor itu untuk parkour, kan?
Kau sedang mengajari porselen itu untuk mengcover dance SNSD yang the boys kan?
Kau sedang mengajari comic itu untuk memahami mengapa amerika membenci asia kan?

Terlalu kecil… ya, tak dapat kujangkau.
Tangga yang retak! O, stonehenge terbuat dari besi.
Aku sudah tak mampu
Dan kau tak akan menyibak tirai itu lagi
Dan lampu tidur putar bergambar pegasus itu tak boleh lagi mencoba menyinari ruang hampa udaramu.
Aku sudah tak mampu untuk itu….

Enam tahun sudah aku membiarkan embun itu tetap membasahi kubah kaca yang menaungi sungai kecil ini
Aku ingin membakar sayap angsa agar semua ini berakhir.
Tapi aku masih ingin melihat kaleidoskop itu di langit.
Melihatnya bersamamu…
Melihat bagaimana Tuhan membuat mozaik dari serpihan hati yang tercabik!

Selasa, 24 April 2012

Matamu pita berenda

kau, satu-satunya pita berenda diantara dua rompi cargo yang digantung ibumu di jendelanya.
tapi aku tak bisa melihat mata ibumu disana....

kau, sebingkai imaji yang seakan ingin menunjukkan bahwa kau dibesarkan dalam udara yang sempurna.

aku tahu itu, mungkin kau tak tahu bahwa aku berdiri diatas menara tertinggi di barat daya. sehingga dari sini kau tampak sebagaimana mestinya.

kau sulamkan aku gambar kupu kupu di cardigan biru terang yang aku beli sesaat sebelum aku pergi ke ladang. kau bilang, itu seperti rencanaku.

aku meninggalkanmu ke ladang. kau mengejar.
rambut ikalmu berkibar-kibar. kincir angin kertas buatanmu yang kau genggam berputar.
gelembung sabun beterbangan, angin bertiup pelan.
kau bilang, "Hai, ibuku sangat suka melihatku seperti ini"

Nyawa Lebih Dari Satu

mungkin memang benar bahwa aku perlu nyawa lebih dari satu.
selembar kutaruh dirumahmu,
selembar kutaruh di tempat kerja ayahmu
dan selembar lagi di tempat kerja ibumu
selembar lagi di mobilmu

Ah, entah apa yang aku inginkan dari itu.
Tapi mungkin, dengan itu aku bisa belajar.... tentang bagaimana menggapai kalian.

tentang sepercik bensin ditengah api pendiangan.
tentang selembar confetti hitam di akhir konser Jamiroquai.

ah, terlalu indah, bukan?

namun aku tak seperti jendela yang semburat ungu.
ketika jejakmu kulukis kejinggaan, dan
terlingkarkan asa yang satu...

Aku mau kamu. Ralat, aku suka kalian. dan kalian tahu?
Ketika perjuangan itu dimulai, anak-anak yang kalian bina
membuatkan sebuah tarian untuk kalian.

We had joy, we had fun
We had seasons in the sun
but the hills that we climbed 
were just seasons out of time
We had joy, we had fun
we had seasons in the sun
but the wine and the songs
like the seasons have all gone


(Seasons in the Sun - ABBA)