Kalau aku memang diciptakan untuk langit,
kepada awan aku akan bergumul
kalau aku diberi kekuatan untuk bersatu dengan angin,
aku akan menderu disitu
kalau aku memang seirama dengan tanah,
biarlah aku menerpakan aroma yang dinanti oleh hujan
jika samudera akan membuatku hancur....
palungmu itu
tekanan dan paru-paruku
Tapi aku yakin, tanpa aku menjadi secuil samudera pun,
aku masih bisa membuatnya seirama, kan?
jika aku awan, aku bisa menjaga diri agar kau tak menangis oleh hujan badai
jika aku menjadi angin, aku masih bisa menarikan ombakmu
agar gaung debur itu terdengar selaras
Jika aku menjadi tanah,
aku akan memberi kebahagiaan bagi anak-anak kecil yang bermain disekitarmu
aku masih bisa menjadikan semua ini indah,
tanpa harus melebur denganmu
dan aku ingin itu... :)
Minggu, 30 Desember 2012
Senin, 03 Desember 2012
Apa kabar, tabebuia ?
Apa kabar, tabebuia?
Semarak kemuning di taman sastra
Dibelai emasnya surya,
Laksana pencabik mega
Yang menghalau hujan menghujam semesta
Apa kabar, tabebuia?
Bermekaran di taman sastra
Mengawal desemberku mengakhiri langkahnya
Mengajakku mengukir sebuncah asa.
Hari ini,
Januari memanggil pagi
Mengajak biru datang dan menari
Mengiring mentari terbenam hingga sembilan kali
Sambil menyanyi,
"Cause baby you're a firework,
come on show them what you're worth
Make them go, Oh oh oh,
as you shoot across the sky-y-y...
Baby you're a firework,
Come on let your colors burst
Make them go oh, oh, oh
You're gonna leave them all in awe, awe, awe"
Kamis, 29 November 2012
Ini namaku!
Proud to have
this feeling in me
Read my eyes
and you will see it shines
I
just
can’t hold it anymore
This feeling
dominates my blood cells
Happiness and
enthusiasm
Always lingers
here in my heart
All the spirit
I have
Never fade
away
Glowing and
shining all day long
Glad to see
you around, dear
I believe that
rainbow will round our sky
As flowers on
my heart bloom
Raising our
hopes to be heard
I only wish
the same one beautiful thing
May Lord unite
us and strengthen our bond
And our love
will be an eternal flame
Dirigenku, Melodiku, dan Awan di langit pagi
Dirigenku,
Aku tahu,
Kau masih asyik memainkan melodimu dengan bintang yang kaugenggam.
Kau pun tahu,
bahwa aku juga sedang belajar bernyanyi disini.
Seperti apa yang kauajarkan selama ini
Dirigenku,
Aku masih menunggu
hingga lagu itu berakhir
dan bintang itu terbang ke langit.
Aku ingin kau tahu,
melodi yang kumainkan ini,
adalah gita yang membahana diangkasa...
Akan kita persembahkan pada awan yang berarak
Demi hari esok yang cerah.
Dalam penantian ini,
aku tak akan berhenti berlatih, dirigenku...
Ingin kutunjukkan padamu
inilah bahanaku!
inilah geloraku!
segala melodi yang terangkai nuraniku
Dirigenku,
Kau adalah pemimpin terbaik bagi orkestra ini.
Dan aku yakin,
langit hati akan selalu pagi
jika kau memimpin seluruh darahku menggemakan lagu ini.
Dirigenku,
aku masih menunggu
disini
sambil terus berlatih bernyanyi
Tak berujung
Baru pertama kali ini aku merasa dihunus tanpa mampu melihat
ombak.
Ya, seperti melihat selembar polos. Aku baru beli.
Tapi aku bersyukur bahwa aku masih bisa jujur, setidaknya
pada cermin.
Aku sudah sampai?
Karena semua ini kasar sekali….
Aku melihat sesuatu yang nyata. Namun menyaru.
Seperti objek yang aku tak tahu namanya apa
Kaubungkus dengan kain geber. Kau ikat tali kesana sini.
Kau menganyamnya?
Uraikan.
Jawablah!
Ahaha, sia-sia.
Lalu, aku harus menoreh titik pertama di koordinat berapa?
Kertas ini melingkar….
Langganan:
Postingan (Atom)