semua tawanya,
hanyalah dusta hampa yang mencoba menderakkan ruang rumah ini
semua ajakannya,
hanyalah kamuflase untuk menutupi hati yang sepi
dan apa yang direncanakannya,
sejak aku lahir hingga nanti aku mati
tak akan pernah sejalan dengan melodi yang kumainkan
-----ah ya, desah nafasmu saja fals, apalagi irama yang kaumainkan di hatiku!
hingga hari itu tiba
absolutismemu kembali
dan kamu bukanlah perfeksionis, tapi PERFECT ZIONIST.
ya, cara membaca yang berbeda,
melambangkan perasaanku padamu berbeda dari apa yang mereka kira.
kemutlakanmu memuncak tunggal
beku disitu
satu
aku ingin kuliah dari jam 6 pagi sampe jam 9 malam, biar aku nggak usah ketemu kalian,
ah, atau aku pindahin kamarku ke SMAN 9, depan ruang guru?
aku ingin jadi reporter yang saat idul fitripun tetap bekerja,
karena sesungguhnya warnaku sudah kau ubah hitam oleh segala vonismu.
-------stop, nggak usah berdalih bahwa kau lebih parah dan lebih rapuh lagi,
sesungguhnya sudah 10 tahun lamanya kau retakkan bola kristal
yang bergelantungan di langit seribu mimpi.
BAH!
aku tak takut mereka kelak menginterogasiku,
karena di setiap tulisanku,
tak pernah kusebut namamu.
aku tak pernah menjadi putih walau kau tumpahkan 100 botol bayclin
karena luka yang kau torehkan terlalu dalam
dan kausayat terus selama sepuluh tahun.
BAH!
jika aku pernah menyalakan lampumu,
sesungguhnya itu hanya sandiwara
seperti halnya tawamu
yang memancing aku untuk menyanyikan lagu yang kau gubah
padahal aku sudah lama mau muntah
I don't love you, like I did yesterday...
Minggu, 27 September 2009
Senin, 14 September 2009
Bukakan Pintu!
ingat satu tahun kemarin?
ya, abu-abu.
rindu melihat langit,
rindu melewati tempatmu datang kembali
ingat pinta yang kusebutkan di pintu rumahmu?
aku bilang aku ingin pergi
kala kau mempertanyakan bagaimana keadaannya
dan apa yang aku rasa setelah itu
aku bilang, aku mau pergi. pergi melaju kencang dengan honda CBR ini. aku bilang, belikan aku pertamax plus. yang penuh satu tangki. biar tak ada hambatan saat aku pergi. tapi kau tertawa saja.
ingat lagu yang ia nyanyikan saat aku pergi?
ya, kini aku bisa mendengarkan kau menyanyikannya dalam hati,
kau membuatku yakin bahwa aku bisa melakukan lebih dahsyat dari yang aku kira.
dua hari yang menentukan hidupku
sebulan pasrahku pada-NYA.
kau ajak aku lari untuk melihat langit lagi
seperti dulu
untuk berteriak, "Bukakan pintu! aku ingin belajar padamu!"
aku tahu tak seterusnya kau menemani aku disini
karena lagu yang dia nyanyikan sudah masuk bait terakhir - ya, aku ikhlaskan kau pulang
karena kau pergi untuk menjawab bahwa sebenarnya pemikiran kita bisa sejalan
dan pertemanan kita bukan hal yang katanya Pak Kardi kurang kerjaan.
hingga aku menyaksikan diri mentari membentangkan jalan emasnya,
hentak sinarnya menerpa pintu kaca abu-abu ditempatku,
hingga iapun terbuka,
dan pria paruh baya itu berteriak,
"Masuklah, pritha! kau telah menemukan jurusanmu. ribuan orang telah kaukalahkan dengan pensil patah dan penghapus kotormu itu. selamat...."
apa kau disana sudah mendengar? tentang pintu yang terbuka, sayang.
ya, abu-abu.
rindu melihat langit,
rindu melewati tempatmu datang kembali
ingat pinta yang kusebutkan di pintu rumahmu?
aku bilang aku ingin pergi
kala kau mempertanyakan bagaimana keadaannya
dan apa yang aku rasa setelah itu
aku bilang, aku mau pergi. pergi melaju kencang dengan honda CBR ini. aku bilang, belikan aku pertamax plus. yang penuh satu tangki. biar tak ada hambatan saat aku pergi. tapi kau tertawa saja.
ingat lagu yang ia nyanyikan saat aku pergi?
ya, kini aku bisa mendengarkan kau menyanyikannya dalam hati,
kau membuatku yakin bahwa aku bisa melakukan lebih dahsyat dari yang aku kira.
dua hari yang menentukan hidupku
sebulan pasrahku pada-NYA.
kau ajak aku lari untuk melihat langit lagi
seperti dulu
untuk berteriak, "Bukakan pintu! aku ingin belajar padamu!"
aku tahu tak seterusnya kau menemani aku disini
karena lagu yang dia nyanyikan sudah masuk bait terakhir - ya, aku ikhlaskan kau pulang
karena kau pergi untuk menjawab bahwa sebenarnya pemikiran kita bisa sejalan
dan pertemanan kita bukan hal yang katanya Pak Kardi kurang kerjaan.
hingga aku menyaksikan diri mentari membentangkan jalan emasnya,
hentak sinarnya menerpa pintu kaca abu-abu ditempatku,
hingga iapun terbuka,
dan pria paruh baya itu berteriak,
"Masuklah, pritha! kau telah menemukan jurusanmu. ribuan orang telah kaukalahkan dengan pensil patah dan penghapus kotormu itu. selamat...."
apa kau disana sudah mendengar? tentang pintu yang terbuka, sayang.
Selasa, 21 Juli 2009
Sesuatu....
sesuatu...
yang bisa kucapai hanya dengan mengarah ke kiblat
dan berjalan sebentar
tak jauh ... oh, tidak
sesuatu...
yang bersinar memanggilku
terus merayu
dengan hijau surga meliputi setiap ruas raganya
sesuatu...
tempat dimana mekarnya bunga diiringi lagu cinta
dimana putih yang damai menjadi aura
dan rasa bangga adalah atmosfernya
sesuatu...
tempat otak yang buntu pernah menjerit
tempat hati yang berdebar pernah meledak
tempat keringat cemas pernah terkucur
sesuatu...
yang mengagungkan merah jambunya cinta
kala ia diutarakan
dan dengannya segala berjalan
sesuatu...
yang mewakili segala emosi yang pernah terjadi
tertoreh dalam satu tanda
melambangkan semuanya
cinta . rindu . hampa . lelah . tak sanggup lagi untuk belajar lagi hari ini .
ah, setahun sudah aku pergi
namun pagi memanggil, dan membawaku kembali
kasih sayang yang membuatku ingin tinggal
namun aku terus terbawa jaman
dan untukmu aku memutuskan berpindah haluan
(kulempar wajanku, kubanting sodetku dan kubuang celemekku)
aku berlari ke ujung menara dengan mengibarkan bendera britania raya
dan meneriakkan,
sesuatu yang indah itu adalah SMANAWA!
suatu hari nanti aku kembali
dengan jas biru tua dan senyum angin pagi
atas jawaban pertarungan di awal juli.
yang bisa kucapai hanya dengan mengarah ke kiblat
dan berjalan sebentar
tak jauh ... oh, tidak
sesuatu...
yang bersinar memanggilku
terus merayu
dengan hijau surga meliputi setiap ruas raganya
sesuatu...
tempat dimana mekarnya bunga diiringi lagu cinta
dimana putih yang damai menjadi aura
dan rasa bangga adalah atmosfernya
sesuatu...
tempat otak yang buntu pernah menjerit
tempat hati yang berdebar pernah meledak
tempat keringat cemas pernah terkucur
sesuatu...
yang mengagungkan merah jambunya cinta
kala ia diutarakan
dan dengannya segala berjalan
sesuatu...
yang mewakili segala emosi yang pernah terjadi
tertoreh dalam satu tanda
melambangkan semuanya
cinta . rindu . hampa . lelah . tak sanggup lagi untuk belajar lagi hari ini .
ah, setahun sudah aku pergi
namun pagi memanggil, dan membawaku kembali
kasih sayang yang membuatku ingin tinggal
namun aku terus terbawa jaman
dan untukmu aku memutuskan berpindah haluan
(kulempar wajanku, kubanting sodetku dan kubuang celemekku)
aku berlari ke ujung menara dengan mengibarkan bendera britania raya
dan meneriakkan,
sesuatu yang indah itu adalah SMANAWA!
suatu hari nanti aku kembali
dengan jas biru tua dan senyum angin pagi
atas jawaban pertarungan di awal juli.
Jumat, 12 Juni 2009
Esok, antara G5 dengan E7
(untuk Shinta Wulandari dan Candranila 'Mungky' Windivindasari)
ah, rasanya baru kemarin kita berjalan dari gedung G5 ke H4 untuk konsultasi resep.
namun kini seakan hening adanya.
jum'at yang damai itu telah mengakhiri semuanya
dan kini kita telah kembali ke dunia kita sendiri-sendiri
yang melajukan aku untuk pergi,
seperti yang telah aku katakan pada kalian.
mungkin aku berpamitan
oh yah - mungkin juga aku akan kembali pada kalian
walau dalam hati,
aku merasa kau yang paling berharga.
sahabat yang belum pernah aku miliki sebelumnya
dan tak rela kulepas begitu saja
sekarang... kita sudah jauh.
aku telah membeku dalam pemikiranku
aku terus mencari, bagaimana agar aku mengalahkan mereka
dan bagaimana aku membangkitkan segala ingatan atas semua pelajaran ini
kalian berdua,
yang paling berat untuk aku tinggalkan.
shin, aku hampir nangis waktu pamit sama kamu.
mung, kamu selalu yakinkan aku bahwa aku pasti bisa lulus.
dan kalian berdua tak ada yang bisa mengganti.
shin, mung, aku pergi sebentar lagi
dan aku tak tahu ditempatku yang baru nanti
apakah aku akan menemukan sahabat yang seperti kamu
dan aku tak tahu bisakah semester depan kita bersama lagi.
walau tak saat cari resep atau konsultasi.
jika esok aku sudah mengibarkan bendera inggrisku sendiri
aku akan dengar nyanyianmu dari sini - gedung E7.
dan gedung J. SAC.
biar puisiku jadi fantastis. biar dosen terpana membaca essay-ku. biar dosen bertepuk tangan melihat dramaku. biar dosen terhenyak saat aku pidato.
tetap alirkan padaku suara itu, kawan....
sesungguhnya aku masih ingin mengisi hari-harimu.....
ah, rasanya baru kemarin kita berjalan dari gedung G5 ke H4 untuk konsultasi resep.
namun kini seakan hening adanya.
jum'at yang damai itu telah mengakhiri semuanya
dan kini kita telah kembali ke dunia kita sendiri-sendiri
yang melajukan aku untuk pergi,
seperti yang telah aku katakan pada kalian.
mungkin aku berpamitan
oh yah - mungkin juga aku akan kembali pada kalian
walau dalam hati,
aku merasa kau yang paling berharga.
sahabat yang belum pernah aku miliki sebelumnya
dan tak rela kulepas begitu saja
sekarang... kita sudah jauh.
aku telah membeku dalam pemikiranku
aku terus mencari, bagaimana agar aku mengalahkan mereka
dan bagaimana aku membangkitkan segala ingatan atas semua pelajaran ini
kalian berdua,
yang paling berat untuk aku tinggalkan.
shin, aku hampir nangis waktu pamit sama kamu.
mung, kamu selalu yakinkan aku bahwa aku pasti bisa lulus.
dan kalian berdua tak ada yang bisa mengganti.
shin, mung, aku pergi sebentar lagi
dan aku tak tahu ditempatku yang baru nanti
apakah aku akan menemukan sahabat yang seperti kamu
dan aku tak tahu bisakah semester depan kita bersama lagi.
walau tak saat cari resep atau konsultasi.
jika esok aku sudah mengibarkan bendera inggrisku sendiri
aku akan dengar nyanyianmu dari sini - gedung E7.
dan gedung J. SAC.
biar puisiku jadi fantastis. biar dosen terpana membaca essay-ku. biar dosen bertepuk tangan melihat dramaku. biar dosen terhenyak saat aku pidato.
tetap alirkan padaku suara itu, kawan....
sesungguhnya aku masih ingin mengisi hari-harimu.....
Selasa, 28 April 2009
BENDERA INGGRIS
Bendera Inggris, hentakkan kibar akbarmu satu
Melaju bersama mentari terbit menyambut biru
Bendera Inggris, berkibar menungguku
Menuju segala asa dan cita-citaku di pintu kesusastraanmu
Setiap sajakmu telah memprasasti di sanubari
Yang menuliskan gulir takdir hidupku
Maka ijinkan aku pergi dari dapur ini
Untuk belajar melukismu di gedung abu-abu
Bendera Inggris, awal Juli esok aku bangkit melawan senja
Dimana aku akan berlaga untuk meraihmu,
Maka dari itu tolong ulurkan tanganmu
Agar aku mudah berpindah haluan ke sana
Bendera Inggris, banyak yang ingin aku tahu
Tentang bahasa rakyatmu
Dan dengannya akan kutulis cerita segala rasa
Dari masa ke masa
Membawa mutiara hidup yang nyata
Perjalananku disini hanya tertoreh di tahun pertama
Namun apa yang terpatri di jejakku dapat mereka baca
Bahwa hatiku telah tertaut pada kesusastraanmu
Yang telah membuatku memadamkan api komporku
Dan mengiring masakanku menjadi abu tanda pilu
Selamat jalan, kawan-kawanku.
Bila tak pada tempatnya segala kalimat inggrisku, maafkan aku.
Tetaplah bersinar dilangit dengan jas putih biru.
Aku ingin memandang bendera Inggris sambil aku menulis sajakku, mementaskan dramaku, membacakan pidatoku, dan menulis prosa-prosaku. Doakan saja agar ini mudah adanya. Amin.
Melaju bersama mentari terbit menyambut biru
Bendera Inggris, berkibar menungguku
Menuju segala asa dan cita-citaku di pintu kesusastraanmu
Setiap sajakmu telah memprasasti di sanubari
Yang menuliskan gulir takdir hidupku
Maka ijinkan aku pergi dari dapur ini
Untuk belajar melukismu di gedung abu-abu
Bendera Inggris, awal Juli esok aku bangkit melawan senja
Dimana aku akan berlaga untuk meraihmu,
Maka dari itu tolong ulurkan tanganmu
Agar aku mudah berpindah haluan ke sana
Bendera Inggris, banyak yang ingin aku tahu
Tentang bahasa rakyatmu
Dan dengannya akan kutulis cerita segala rasa
Dari masa ke masa
Membawa mutiara hidup yang nyata
Perjalananku disini hanya tertoreh di tahun pertama
Namun apa yang terpatri di jejakku dapat mereka baca
Bahwa hatiku telah tertaut pada kesusastraanmu
Yang telah membuatku memadamkan api komporku
Dan mengiring masakanku menjadi abu tanda pilu
Selamat jalan, kawan-kawanku.
Bila tak pada tempatnya segala kalimat inggrisku, maafkan aku.
Tetaplah bersinar dilangit dengan jas putih biru.
Aku ingin memandang bendera Inggris sambil aku menulis sajakku, mementaskan dramaku, membacakan pidatoku, dan menulis prosa-prosaku. Doakan saja agar ini mudah adanya. Amin.
Langganan:
Postingan (Atom)