Kamis, 06 Januari 2011

Tiga tahun yang lalu

Tiga tahun yang lalu,
aku mengakhiri tiga tahun perjalananku.
Dan selama itu pula aku belajar darimu
Bahwa aku sendirilah yang menjadikan langitku
biru atau kelabu

Kini aku ingin memanggil kembali
Angin yang duLu pernah berhenti
Untuk membirukan langit januari
Bersama semua mimpi
Yang semakin menguatkan diri

Semua hanya untuk membahagiakanmu
Kau yang telah membukakanku pintu
Untuk melukis mimpi di langit yang biru

Senin, 20 September 2010

seperti seorang adik memeluk kakaknya....

Aku ingin memelukmu seperti seorang adik memeluk kakaknya,
aku ingin meleburkan jurang yang membentang
dan mematahkan tebing yang menjulang diantara kita.

di saat seperti ini,
aku tak ingin ada batas di antara kita.
tak ada lagi sungkan. tak ada perasaan bahwa derajatku lebih rendah darimu.
semua mengalir penuh kasih persahabatan dan persaudaran.

aku ingin memelukmu seperti seorang adik memeluk kakaknya,
yang selama ini selalu bersama dalam setiap perasaan jiwa.
ketika segala harapan tak lagi sekedar duga...

aku tahu kau juga merasakan yang sama, ingin kita menjadi saudara.

Selasa, 29 Juni 2010

I wrote my dreams

I wrote my dreams in a piece of paper
I said I want to keep this light shines forever
For every hope that sent to the sky
and all the courage that bring us to fly

On the song they sing
There were hundreds of angels had their wings flapping,
they gave an echoing sound of cheering

As the road of struggle extends
with lights of colors that never fade
go on every single precious dreams
as the red blood in their veins

Dreams can conquer the world
Dreams can help this nation
In every sing they sing in their dreams
there's one certainty that dreams will let it be

Rabu, 16 Juni 2010

Kamu dan Langkahku

Dua kepakan sayap menghentak ke langit pagi.
Aku terbang, aku pergi, tapi hatiku masih disini
Berdetak bersama irama riang yang kau nyanyikan, mengungkapkan satu keharuan yang sulit kukatakan.
Aku tak sedih karena kau masih ada.
dan aku masih menyapamu bersama lantunan ayat-Nya
di siang yang damai itu, kan?

Aku masih sama dengan yang dulu
Aku yang selalu menantimu kala aku pelangikan gerak langkahku, hingga ia membahana diatas awan...

Ada namamu kusebut dalam laguku,
yang kini digemakan oleh orkestra alam yang mendebur damai
menyatukan semua harapanku tentang kehadiranmu.

Oh, tak akan hijau padang rumputku, tak akan putih awanku, tak akan emas mentari senja ini
jika hari ini kau tak menyulutkan api di lilin-lilin kecil di setiap sudut hatiku.

Minggu, 23 Mei 2010

Seperti yang sudah kau lakukan

Aku tak tahu apakah ini sekedar obsesi
Ataukah memang murni sebuncah mimpi
Ataukah karena aku belajar di tempat ini
Sehingga kalimat ini sering menggaung ruang hati

Ukhti, aku ingin menuntut ilmu di negeri orang!
Just like what you’ve done!

Segala daya dan upaya
Mengerahkan semua pengetahuan yang aku punya
Aku harap tak sia-sia

Kau jadikan ini mimpi yang indah, walau aku tahu ini tak mudah. Kau buka mataku dari sesuatu yang kau bilang cinta buta, kalau ingin ke pergi kesana hanya untuk prestise semata. Tapi aku harus memaknai apa yang sebenarnya kucari disana. Kau ingatkan aku agar aku tetap menjadi diri sendiri. Apapun yang akan terjadi disana nanti. Kau paparkan padaku itu semua, yang kaudapat dan kaulihat disana. Kau bilang, aku masih muda dan masih goyah jiwanya......

Oh ukhti! Aku genggam erat apa yang kau tanamkan dalam hati ini
Bila aku esok benar-benar pergi
Aku berjanji akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi saat aku kembali
Dan tetap menjadi diri sendiri