Rabu, 23 Mei 2012

Di Atas.


Hai, mungkin aku terlambat.
Setelah keterpurukan itu. kini aku bangkit lagi.
Setelah seperempat abad perahu itu terkayuh…

Aku sadar, bahwa embunku berkerling jingga.
Hingga bulir yang merengkuh jiwamu.
Bahkan tak apa bagiku bila kau lupa dimana terakhir kau sandarkan sampanmu
Oh, refleksimu….

Pintumu sudah kau tutup, kan? L
Kau kunci rapat-rapat dan tak kaubiarkan uap jingga merembesi.
Kau sedang mengajari meteor itu untuk parkour, kan?
Kau sedang mengajari porselen itu untuk mengcover dance SNSD yang the boys kan?
Kau sedang mengajari comic itu untuk memahami mengapa amerika membenci asia kan?

Terlalu kecil… ya, tak dapat kujangkau.
Tangga yang retak! O, stonehenge terbuat dari besi.
Aku sudah tak mampu
Dan kau tak akan menyibak tirai itu lagi
Dan lampu tidur putar bergambar pegasus itu tak boleh lagi mencoba menyinari ruang hampa udaramu.
Aku sudah tak mampu untuk itu….

Enam tahun sudah aku membiarkan embun itu tetap membasahi kubah kaca yang menaungi sungai kecil ini
Aku ingin membakar sayap angsa agar semua ini berakhir.
Tapi aku masih ingin melihat kaleidoskop itu di langit.
Melihatnya bersamamu…
Melihat bagaimana Tuhan membuat mozaik dari serpihan hati yang tercabik!

Selasa, 24 April 2012

Matamu pita berenda

kau, satu-satunya pita berenda diantara dua rompi cargo yang digantung ibumu di jendelanya.
tapi aku tak bisa melihat mata ibumu disana....

kau, sebingkai imaji yang seakan ingin menunjukkan bahwa kau dibesarkan dalam udara yang sempurna.

aku tahu itu, mungkin kau tak tahu bahwa aku berdiri diatas menara tertinggi di barat daya. sehingga dari sini kau tampak sebagaimana mestinya.

kau sulamkan aku gambar kupu kupu di cardigan biru terang yang aku beli sesaat sebelum aku pergi ke ladang. kau bilang, itu seperti rencanaku.

aku meninggalkanmu ke ladang. kau mengejar.
rambut ikalmu berkibar-kibar. kincir angin kertas buatanmu yang kau genggam berputar.
gelembung sabun beterbangan, angin bertiup pelan.
kau bilang, "Hai, ibuku sangat suka melihatku seperti ini"

Nyawa Lebih Dari Satu

mungkin memang benar bahwa aku perlu nyawa lebih dari satu.
selembar kutaruh dirumahmu,
selembar kutaruh di tempat kerja ayahmu
dan selembar lagi di tempat kerja ibumu
selembar lagi di mobilmu

Ah, entah apa yang aku inginkan dari itu.
Tapi mungkin, dengan itu aku bisa belajar.... tentang bagaimana menggapai kalian.

tentang sepercik bensin ditengah api pendiangan.
tentang selembar confetti hitam di akhir konser Jamiroquai.

ah, terlalu indah, bukan?

namun aku tak seperti jendela yang semburat ungu.
ketika jejakmu kulukis kejinggaan, dan
terlingkarkan asa yang satu...

Aku mau kamu. Ralat, aku suka kalian. dan kalian tahu?
Ketika perjuangan itu dimulai, anak-anak yang kalian bina
membuatkan sebuah tarian untuk kalian.

We had joy, we had fun
We had seasons in the sun
but the hills that we climbed 
were just seasons out of time
We had joy, we had fun
we had seasons in the sun
but the wine and the songs
like the seasons have all gone


(Seasons in the Sun - ABBA)

Senin, 19 Desember 2011

melodi januari

Hujan kali ini datang bagai peri-peri menari di ujung mimpi
mengajakku melompat dan menyapa, selamat datang pagi
aku sudah hafal lagu yang kau mainkan ini,
mengajakku untuk ikut bergerak dan berlari.

"Hai, januari sudah tiba!
mari kita bernyanyi mengawalinya"
seru burung-burung gereja

Turunlah kau ibu muda,
dari dinding yang kemarin menenggelamkanmu
Ayo ikut kami ke padang savanna
Bersorak bernyanyi bersama langit biru


"splash of rainbow tears at the end of the day 
it just makes me wanna sing, sing the nights away
the air is feel with these magical funny breeze
i just wanna dance
swing swing swing

till my both feet freeze.."
(Kiss Kiss by Baby Eats Crackers)

Turunlah kau ibu muda,
kau tak usah ragu.
Kemari dan bernyanyilah, ayo, kau bisa
Januari ini melodimu melagu

Turunlah kau, ibu muda
keluar dari belenggu, tinggalkan buku buku
menyanyi bersama irama menggema,
januari ini milikmu

it's jazznuary ninth that will spice up your life!




Senin, 14 November 2011

Sebahagia itulah aku

Pernah kau lihat Arina Mocca yang meniup serulingnya di panggung,
lalu menari Tap Dance diatas lantai kayu?
Ukhti, sebahagia itulah aku.

Pernah kau lihat SNSD di video klip Gee,
mengeksplorasi seluruh isi butik,
mencoba semua aksesoris yang ada
dan menari-nari dengan ceria.
Ukhti, sebahagia itulah aku

Pernah kau lihat di perempatan pesawat sukarno hatta,
ketika malam menyulam angkasa?
Ratusan anak muda berkumpul duduk bersila
menikmati kopi, menyanyi, main gitar, bercanda.
Ukhti, sebahagia itulah aku.

Pernah kau lihat ruangan berukuran 3x5 meter bernama sekret BEMFA Sastra?
televisi tua memancarkan pertandingan sepakbola,
mata-mata bersatu menyaksikannya
dan ketika tercetak satu angka
teriakan sukaria menggema
Ukhti, sebahagia itulah aku.

Pernah kau selancari youtube dengan seksama?
kau dapati video orang-orang komat-kamit seakan melafalkan lagu yang dimainkannya
dengan ekspresi yang lucu dan menghibur siapapun yang menontonnya
Ukhti, sebahagia itulah aku.

Pernah kau lihat panggung hiburan di lapangan A3?
Entah acaranya blero, samin, atau opus 275
entah itu Tani Maju atau Jawaika
Semua penonton maju kedepan panggung, menarikan tangan mereka diudara,
berjoget bersama irama lagu yang ceria
hingga tengah malam tiba
Ukhti, sebahagia itulah aku.

Pernah kaulihat para fashionista yang tetap istiqomah dengan hijabnya?
dengan shawl warna warni, hoodie, celana hareem, gamis kaftan, sabuk kulit,
platform shoes, boots, gelang resin?
dan segala cara mereka mengekspresikan diri melalui gaya berpakaian mereka?
cara mereka bereksperimen dengan fashion,
menjadikan style yang enak dipandang?
ukhti, sebahagia itulah aku.

pernah kau lihat rumah bercat abu abu,
dengan papan alamat simpang bogor 31?
pernah kau lihat meja pingpong darurat,
dimana aku dan mas-mas BEM sering bermain disitu?
pernah kau lihat ruangan 3x3 dengan stiker English Month di pintunya,
didalamnya ada laptop menyala dan aku bersama teman-temanku merubungnya,
menonton serial TV dari amerika?
pernah kau lihat triplek-triplek yang berjajar
dipoles cat, melukis anoman
pernah kau lihat backdrop yang digelar di ruang tengah
disitu aku bersama temanku dan pacarnya berbagi sebungkus kripik pedas
pernah kaulihat kelas di lantai 2 E11
dimana aku berlatih menari sembari menunggu dosennya datang
sambil teman-temanku mengkritik gerakanku
kurang menghentak, nji. kurang kesit, nji. harusnya jangan nari pakai hak tinggi, nji. jangan bingung, nji.


Ukhti, sebahagia itulah aku

Bahagia itu,
sebentuk konstruksi yang tak kutemukan sebelumnya,
bentuk bahagia yang belum sempat kau beri selama aku bersama kalian
dan aku tahu kalian tidak bisa memberikan kebahagiaan yang seperti itu.

dan kini, kehidupanku yang sekarang telah memberikannya
Maka, apakah aku salah bila aku memilih untuk berbahagia bersama mereka?

Hidupku adalah hamparan lantai kayu, dan Allah memberiku sepatu dengan plat besi di tapaknya.
Tinggal aku memimpin dinding-dinding beku untuk membahanakan lagu-lagu broadway
dan aku melangkah sambil melompat.

Happy dancing :)