Mantap
Kedua tanganku menggenggam frying pan
Berjalan perlahan
Setapak.
.
.
.
.
Setapak lagi
Menuju meja dosen
Di ruang lab produksi
Disitu
Dosenku menatapku
Dengan tatapan mata bani israel
Terhadap tentara Hamas
Mulutku mengeluarkan angin panas
Tangan gemeretak
Perlahan terayun
Ke kanan atas
.
.
.
.
Otot leher tertarik
Aku berteriak
“PERSETAAAAAAAAAAN!!!!!”
Kutebaskan frying pan ke dosen itu
Frying pan pecah bersama tengkorak sang dosen
Anehnya,
Darah yang mengucur kok bau sampah ya?
Jangan-jangan….
Dia bukan manusia?
Hiiiiih.
2 komentar:
astaghfirullah...
Ckckckck, Anggi sadeeeeeees
puisi2 kau makin brutal dah lama-lama, uda gak bau-bau cinta lagih
benci banged ama tataboga ya?
kan nanti bisa jadi koki terkenal?
Posting Komentar