Aku tak ingin mereka melihatmu sebagai jalan,
yang hanya dilewati lalu dilupakan
kerikil-kerikilnya dihujati, dan padamu kembali dilemparkan
Tapi aku ingin melihatmu sebagai perhentian,
sebuah istana yang merengkuh dengan sangat nyaman
sebuah tempat dimana aku bisa berteduh untuk mencari kehangatan,
dari hantaman badai dan hujan
itulah sebaris harapan yang aku panjatkan
ketika segalanya akan tinggal kenangan
sambil berjanji terus mendentingkan nyanyian
yang dahulu kau ajarkan.
Ruang komputer, desember 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar