keretamu yang penuh cinta
kesekian kalinya melintas di depan mata
namamu, yang kini menghiasi mata hati
ada sepucuk suratyang berkata
bahwa kereta kencana selalu membawa pelita di setiap perjalanannya
kereta yang satu itu yang memperaki hari
dikala gelayut tak mampu lagi mendebar sang petir
tanyakan pada kusirnya
mengapa cinta ini belum sirna
masihkah kau bawa cinta, untuk kau gelorakan diatas namamu?
Diatas namamu,
ada setetes asa
yang tak sebanding dengan airmata
dibalik kacamu,
tergambar satu bingkai kasih
yang tak renta digerogoti usia
aku mau merangkai tawa
atas khayalan yang sirna
bahwa ternyata aku tak punya alasan apa-apa
sehingga sempat aku berkata:
"sudahlah, kita jadi teman saja"
1 komentar:
whoyooo...
kalo suruh apresiasi puisi yang banyak makna implisit saya suka bingung sendiri. mari lempar saja ke sodari Muna...*eh Muna kemana Nggi?*
ohya, vote nya apaan tuuuh...bingung mau milih.
mau bilang bagus, tapi di belakangnya ada tulisan masih bagusan karya anak sastra indo. Padahal banyak juga yang bisa bikin puisi bagus walo dia bukan anak sastra.Janganlah kau lihat karya seseorang berdasarkan latar belakang pendidikannya, tidak semua anak Sastra Indo bisa bikin puisi bagus, seperti juga tidak semua anak Sastra Inggris bisa ngerti tenses -tunjuk diri ndiri-, jadi alangkah baiknya jika..*sumpel*
Posting Komentar