Saat itu aku sedang melaju,
menembus lorong asa yang membentang
aku mengedarkan pandangan
ke kiri dan ke kanan
mencari secercah cahaya keikhlasan
saat itu pula ada yang memanggilku
suara yang sepertinya dulu pernah kudengar
"Pritha...! Pritha...!"
iya...?
"Pritha... ini saya!"
siapa?
"ini saya! bukankah sejak kuliah kamu sangat ingin bertemu saya, hingga kau merelakan kuda besimu kelaparan?"
Kau siapa? apakah kamu salah satu dari tiga ratus teman friendsterku?
"bukan!"
atau... orang yang chatting denganku minggu lalu?
"bukan!"
Lalu kau siapa?
"saya adalah cahaya yang kau cari di sela-sela benang emas kala mentari terbenam,
saya adalah cahaya yang kau cari saat langit terbelah petir,
saya adalah cahaya yang kau tunggu kala malam melarut.
kau ingat, pritha?"
kau siapa? Sesungguhnya begitu banyak orang yang aku cari.
aku mencari pak dekan, agar dosen-dosen tata boga yang keterlaluan segera dilengserkan.
aku juga mencari kepala bagian administrasi pendaftaran, untuk tanya bagaimana cara pindah jurusan tanpa menunggu SNM-PTN datang.
aku mencari dirjen dikti, untuk tanya kapan SNM-PTN dilaksanakan.
aku mencari tentor geografi, karena itu materi SNM-PTN yang aku kesulitan.
kau siapa?
"Pritha, dengarkan hati nuranimu! kau ingin bertemu aku. sekarang lepaskan tarikan gas di tangan kananmu. Injak rem di kaki kirimu dan buka kaca helmmu. lihatlah ke barat."
dan aku nyaris tak bisa berkata apa-apa, ketika aku melihat tempat itu
tempat dimana aku dulu pernah terhalang untuk menunjukkan kasih dan kepedulianku
tempat yang terpotret dalam brosur yang aku terima saat kelas 3 SMA dulu
tempat itu...
"Pritha, kau ingat?"
Ya, aku ingat sekali. tempat yang hingga kini aku tanyakan apakah aku boleh kembali.
walaupun orang tak akan mengerti.
"Pritha, kau kini dapat menjawab kecamuk dalam hatimu selama ini,
bukankah kamu selama ini memang mencari aku?
setiap hari kau sisihkan waktu untuk mencari aku disini,
dan setiap hari itu pula kau belajar untuk mengikhlaskan,
dan belajar untuk mengambil sedikit cahaya keceriaan
walaupun tak selalu kita bisa bertemu - atau sebatas berpapasan"
aku terdiam. Mungkin ini cara Allah meng-ijabah permintaan hamba-Nya.
aku tak tahu apalah kini yang direncanakan-Nya kepadaku.
sebuah permintaan atas dasar cinta karena-Nya dan demi ukhuwah yang indah.
lorong ini semakin hampa, dan hening oleh desahan seribu manusia.
dan kini yang aku rasakan hanyalah wangi tubuhnya
seolah mengajak aku pada tahap yang lebih berarti daripada saling mencari
namun tak jua menemui
di hadapanku berdiri sosok yang aku nanti selama ini
sosok yang membuat aku merasa payah terhadap diri sendiri
namun segalanya akan menjadi berarti
aku genggam tangannya namun tak lama
dan tanpa diminta aku lepas jaketku
menunjukkan seragam koki yang membalutku selama ini
dan berkata, "tahun depan aku tak mau memakai seragam ini lagi"
ia tersenyum dan berkata,
"jangan menyiksa diri ya"
terasa lorong ini semakin melebar
memberi celah bagi seribu kupu-kupu untuk datang
beterbangan riang sambil menyanyikan lagu persaudaraan
ia lalu menggamit tanganku dan mengajakku berlari
ke tengah padang rumput luas menghijau
mengajak aku berteriak sekeras-kerasnya
dan merasakan hangatnya angin senja...
Geri Halliwell - Calling.mp3
1 komentar:
oui, sori baru bisa komen skarang. Netku matek kmareeen...
lagian, ituh lagunya ga bisa didengerin dari blogmu==, aku harus ke site aslinya trus nungguin dgn sabar sampe lagunya slese, hahah.
Tapi worth it, kok.
Nice song, nice poem.
keseluruhan, mungkin biar kode verifikasi di bawah ini yang jawab,
verifikasi kata= MANIS
wew, jarang-jarang nih...
ikutan bikin aaah buat cerpen...
Posting Komentar