Entah mengapa aku merasa begitu dekat denganmu hari ini
Seperti pada saat bersama itu
Andai hari itu aku sudah memburumu
Tentunya aku bisa sangat bahagia
Karena kau akan terus menemuiku
Entah mengapa kini aku mengatakan kau jelmaannya,
Kau wakilnya, kau penggantinya,
Mengapa meski aku merasa tak enak,
Seperti dijejali tapai yang belum masak
Namun bisa kutangkap helai demi helai selimut hatiku
Yang melindungiku dari badai malam
Yang memberiku kehangatan sepanjang lelap
Ya – kaulah selimut hati itu...
Selimut hatiku,
Meski kau kumal,
Tapi kau hangat dan nyaman....
XI IPS 1, Mei 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar