Senin, 14 November 2011

Sebahagia itulah aku

Pernah kau lihat Arina Mocca yang meniup serulingnya di panggung,
lalu menari Tap Dance diatas lantai kayu?
Ukhti, sebahagia itulah aku.

Pernah kau lihat SNSD di video klip Gee,
mengeksplorasi seluruh isi butik,
mencoba semua aksesoris yang ada
dan menari-nari dengan ceria.
Ukhti, sebahagia itulah aku

Pernah kau lihat di perempatan pesawat sukarno hatta,
ketika malam menyulam angkasa?
Ratusan anak muda berkumpul duduk bersila
menikmati kopi, menyanyi, main gitar, bercanda.
Ukhti, sebahagia itulah aku.

Pernah kau lihat ruangan berukuran 3x5 meter bernama sekret BEMFA Sastra?
televisi tua memancarkan pertandingan sepakbola,
mata-mata bersatu menyaksikannya
dan ketika tercetak satu angka
teriakan sukaria menggema
Ukhti, sebahagia itulah aku.

Pernah kau selancari youtube dengan seksama?
kau dapati video orang-orang komat-kamit seakan melafalkan lagu yang dimainkannya
dengan ekspresi yang lucu dan menghibur siapapun yang menontonnya
Ukhti, sebahagia itulah aku.

Pernah kau lihat panggung hiburan di lapangan A3?
Entah acaranya blero, samin, atau opus 275
entah itu Tani Maju atau Jawaika
Semua penonton maju kedepan panggung, menarikan tangan mereka diudara,
berjoget bersama irama lagu yang ceria
hingga tengah malam tiba
Ukhti, sebahagia itulah aku.

Pernah kaulihat para fashionista yang tetap istiqomah dengan hijabnya?
dengan shawl warna warni, hoodie, celana hareem, gamis kaftan, sabuk kulit,
platform shoes, boots, gelang resin?
dan segala cara mereka mengekspresikan diri melalui gaya berpakaian mereka?
cara mereka bereksperimen dengan fashion,
menjadikan style yang enak dipandang?
ukhti, sebahagia itulah aku.

pernah kau lihat rumah bercat abu abu,
dengan papan alamat simpang bogor 31?
pernah kau lihat meja pingpong darurat,
dimana aku dan mas-mas BEM sering bermain disitu?
pernah kau lihat ruangan 3x3 dengan stiker English Month di pintunya,
didalamnya ada laptop menyala dan aku bersama teman-temanku merubungnya,
menonton serial TV dari amerika?
pernah kau lihat triplek-triplek yang berjajar
dipoles cat, melukis anoman
pernah kau lihat backdrop yang digelar di ruang tengah
disitu aku bersama temanku dan pacarnya berbagi sebungkus kripik pedas
pernah kaulihat kelas di lantai 2 E11
dimana aku berlatih menari sembari menunggu dosennya datang
sambil teman-temanku mengkritik gerakanku
kurang menghentak, nji. kurang kesit, nji. harusnya jangan nari pakai hak tinggi, nji. jangan bingung, nji.


Ukhti, sebahagia itulah aku

Bahagia itu,
sebentuk konstruksi yang tak kutemukan sebelumnya,
bentuk bahagia yang belum sempat kau beri selama aku bersama kalian
dan aku tahu kalian tidak bisa memberikan kebahagiaan yang seperti itu.

dan kini, kehidupanku yang sekarang telah memberikannya
Maka, apakah aku salah bila aku memilih untuk berbahagia bersama mereka?

Hidupku adalah hamparan lantai kayu, dan Allah memberiku sepatu dengan plat besi di tapaknya.
Tinggal aku memimpin dinding-dinding beku untuk membahanakan lagu-lagu broadway
dan aku melangkah sambil melompat.

Happy dancing :)