Kamis, 07 Maret 2019

Pagi, Mami.

St. Lucia, 8 Februari 2019

Mi, hari ini aku membuka jendela lebar lebar
membiarkan angin pagi Brisbane menusuk ke kamar.
Ada yang mengajakku ke Multifaith Centre UQ hari ini,
tiba giliran kami untuk pergi mengaji.

Kenapa ya, Mi?
Selama di Malang aku malas mengaji
Padahal, rumahku di suhat berdekatan dengan musholla
dan alunan sholawat kudengar secara berkala

Tapi begitu aku sampai di Brisbane,
suara murottal itu yang aku paling kangen.

St. Lucia, 9 Februari  2019

Mi, aku tadi sudah ketemu Claudia Vasquez.
Insya Allah calon research bakalan beres!
Oh ya mi, nanti aku mau nonton anak UQ dance latihan di lapangan,
Mami nggak pingin nih aku rekamkan?

Sore ini angin berhembus perlahan
menyapu dedaunan di sepanjang jalan
Perlahan musik latin mengudara
dan sekelompok mahasiswa berlatih salsa

Mami, gak mau kesini?
Jadi guest instructor mi,
hitung hitung kontribusi alumni.

Gold Coast, 13 Februari 2019

Mami, 13 tahun yang lalu aku pergi ke Bali.
Hiruk pikuknya membuatku tak ingin kembali
Tapi pantai ini....
entah kenapa hiruk pikuknya bisa kunikmati.

Sejenak aku melupakan semua beban tugas
dan menghirup udara segar yang bebas
berlari lari di pantai luas
Ah, rasanya lima jam masih belum puas....

St. Lucia, 27 Februari 2019

Mi, tolong mi, cek grup kelas Cinta
Mas Nizar hari ini bertambah usianya
semua anak cinta memberi doa

Aku lalu pergi ke tengah lapangan
Mengangkat tangan yang membawa sebuah tulisan
Memotret sebongkah kata penuh harapan.

St. Lucia, 13 Maret 2018

Mami, aku hari ini ketiduran di Library.
Soalnya tadi malam begadang sampe dini hari
Aduh, rasanya malu sekalii......
Akhirnya aku bikin kopi
biar aku bisa bekerja lagi.

Gatton, 24 Maret 2019

Pagi ini aku menyusuri padang rumput
bersama angin yang bertiup lembut
membiarkan bunga dandelion terbang
melewati padang ilalang

Ah, tak ada yang lebih damai dari ini semua, mami
Selama aku disini aku ingin menikmati.

St. Lucia, 8 April 2019

Pagi, Mami.....

seingatku, tadi malam sebelum aku tidur,
aku menaruh jaketku di kasur.
tapi, kok ini aku bangun, jaketku nggak ada
kemana ya?
tadi malam kayaknya aku menaruh buku di meja
dan mejaku ada di bawah jendela....
tapi sekarang kok nggak ada?

Mami, kamarku kan dindingnya jingga,
kok kembali jadi merah muda?
Mi, di luar kamarku kan ada jalan setapak
yang menuju Guyatt Park

Tapi kenapa, mami... kenapa....
ketika jendela ini kubuka,
aku melihat Avanza abu-abu tua
yang sering dikendarai adikku kemana-mana?

Mami....
Apakah semua ini hanya mimpi?
Apakah ini semua ilusi?
Jika iya, aku tak mau bangun lagi.....

Rabu, 07 Februari 2018

Burung Kecil yang Pergi Mengejar Kakaknya

ada yang hilang
ada yang takkan sama
setiap sudut yang
slama ini kukenal
yang menjadikan denyut nadi darahku
semuanya tak akan pernah sama

burung kecil termenung didalam sangkar
melihat kakaknya terbang ke selatan
ingin hancurkan pintu sangkar lalu keluar
mengejar kakaknya dengan sgala kemampuan
namun pemilik sangkar merantaikan baja
burung kecil tidak boleh pergi kemana-mana

kebekuan ini tak terbendung lalu kuteriakkan

Di bawah langit Melbourne yang tersenyum manis
dan angin musim dingin  membungkam rasa benci
setelah boleh keluar dari sangkar nanti
burung kecil akan mencapai terwujudnya mimpi

semarak kuning tabebuia bersemi
di taman sastra saat musim berganti
merona nila warnanya jacaranda
memanggil aku untuk terbang kesana

Hingga akhirnya musim panas tlah tiba
Tuhan menunjukkan kekuasaanNya
burung kecil sekarang sudah boleh keluar
memperjuangkan mimpi yang belum terkejar
jangan sedih lagi kembangkanlah sayapmu
aku percaya aku yakin kamu mampu
keep your chin up tersenyumlah burung kecil kejar kakakmu!

Angin dari melbourne berhembus ke malang
api dalam hati berkobar makin terang
ingin menyusul kakak tercinta terbang ke selatan
burung kecil terus mengepakkan sayapnya

Lupakan betapa sakitnya pedang itu menghunusmu
betapa sakitnya topeng itu menjeratmu
burung kecil sudah boleh keluar dan menjadi diri yang baru

Minggu, 30 Oktober 2016

A Brighter Day

Recited on the surprise wedding celebration held by Cinta Class to our sensei :)

beneath the dusk sky
the doves are flying, starring at the clouds,
asking, "Yuuhi ga shizumu sora wo miteiru ka?"

as the sun sets, loneliness ends
you are ready to open a new chapter,
and write on its page with the color gold

the sunshine lines scattered the clouds
and let a brighter day begin for you

as the doves flying, staring at the sky
asking, "Aozora yo sabishikunai ka?"
no, the blue sky isn't lonely anymore
here, angels are all present, praying for you
extending God's bless for you
on a brighter day, a new chapter
for her as a wife and you as a husband
here everyone is saying the same prayer,

barakallahu lakuma wa baraka alaikuma wa jama'a bainakuma fii khair :)

Minggu, 28 Agustus 2016

Dentangan Lagu Kota Brisbane

Hiruk pikuk kota Brisbane yang menghujam ruang hampa udara di setiap pertigaan,
Jarak yang berusaha dilipat antara hela nafas satu dan yang lainnya
Setapak demi setapak langkah yang dirangkai di Santa Lucia
Akan menjadi melodi yang nanti mengalun setelah aku mati

Diantara bangunan tua berdinding coklat muda,
Dan spanduk-spanduk ungu yang terbentang di lapangan hijau
Riak-riak yang menggelegak entah kemana
Aku tak tahu ini tempaan apa, dan apa yang akan terbentuk setelahnya
Apakah memang ini garis yang dulu pernah kugambar

Lagu yang didentangkan setiap hentak kaki yang berlalu lalang
Di sini, di kota Brisbane
Akan kuperdengarkan hingga 4,761 kilometer ke barat daya
Dan tak pernah berhenti meski nanti aku sudah mati



Minggu, 08 November 2015

Mengapa begitu jauh?

Mengapa begitu jauh?
Bahkan teleskop mahacanggih paling mutakhir tak akan bisa melihatnya
kerikil-kerikil yang entah dari mana mereka tahu aku disini,
seolah menahanku, berkata "Sudah, injak saja!"

walau aku tahu,
nanah, darah, dan semua sampah atas jelaga yang selama ini kuhirup
akan memakan kakiku sendiri.

Mengapa begitu jauh?
Jangankan cempaka kuning jingga,
Hitam biru coklat pun jauh sekali.

Cempakaku....
Hitam biru coklatku.....

Aku salah jalan?
morfin virtual yang terus kusaksikan
padahal aku sudah tahu ia akan merenggut selaput-selaput di jantungku

Terus menggerogoti, dan kerikil yang berlomba melubangi tirai kesadaranku akan keberadaannya.

Aku kini tak tahu akan menghela angin ini kemana.

Dan mengapa semuanya begitu jauh,
Jangankan cempaka kuning jingga.
Hitam biru coklat pun entah dimana.

Kadang cempaka lebih indah daripada permata.
Hanya hati yang tahu kenapa aku mengejarnya....