Senin, 12 Januari 2009

Serenade yang Menggema ke Dalam Rahim (untuk Bu Rusna, yang kini mengandung anak ketiga)

kemana saja aku selama ini?
aku terlalu jauh pergi
terkubur dalam tirani
disiksa para dosen yang tak punya nurani

kemana saja aku selama ini?
hingga aku tak mengetahui
apa yang telah terjadi

beberapa malam aku bergempur;
melupakan bantal guling kasur
di kampus terkurung di dapur
membuat perut para dosen makmur
namun aku hancur

semalam sebelum sembilan januari
bertahan hingga dini hari aku berdiri
menyusun senjata penghancur rindu tak terperi
hingga tiba pagi
pulang dari kampus masih mencari
agar sekiranya senjata ini berkenan dihati

mungkin aku berlebih - tapi aku melakukan ini setulusnya,
niatku ingin membuatmu merasa hari ini bahagia
apakah kau merasakannya?

desiran angin pagi di UM membawaku memudar-
melayang.
menguap

menyebar

berarak


-di langit enam fakultas-


tapi mengapa...
meski aku berada di angkasa,
kenapa bisa aku tak tahu
bahwa dalam rahimmu
telah bersemayam
sebuah jiwa
sebuah raga
sebuah nyawa
sebuah kehidupan yang akan kau beri nama

Dan hal yang aku bisa lakukan,
hanyalah mengucapkan selamat yang terlambat
memelukmu erat-erat
mencium dua belah pipi putih yang hangat
dan berdoa agar semua berlangsung indah dan selamat

berdoa....
dari setiap sudut UM
dari setiap tempat yang pernah kau tempati
merasakan hangatnya angin pagi
sambil mendentingkan nada demi nada
merangkai sebuah serenade
yang akan terdengar sampai dalam rahimmu
agar bayi dalam kandunganmu tersenyum
dan lahir ke dunia ini tanpa hambatan suatu apa
hingga proses melahirkanmu menjadi detik-detik yang bahagia.

Kamis, 01 Januari 2009

PESAN

penasaran yang menggelayuti relung hatiku
dapatkah kau mengikrarkan rindu
keinginan yang datang melintas
jadi warna tinta sajakku

bila saja bisa kulihatmu lagi,
jawaban atas bahagia tak terperi
adakah setalian kehangatan
pengikat antara kita agar selalu terasa satu jiwa

damai yang merasuk hatiku kan hanya terasa
apabila aku hadir disana
haruskah kepak sayap terhenti saat kau telah menghilang pergi

aku ingin kita semua saling tahu
tentang apa yang tersimpan di hatiku
dan jika sajakmu telah kupahami
terngiang kini menjadi irama hatiku
di setiap langkah

bukankah ku telah belajar darinya dalam menghargai adanya rasa?
tak ingin kau ajari aku jadi petir,
aku cukup jadi tunas
meski kecil lemah esok kan indah

pinta yang terus menyala dalam hatiku ini hanyalah satu:
aku ingin bertemu...