Senin, 15 Desember 2008

DIATAS NAMAMU

keretamu yang penuh cinta

kesekian kalinya melintas di depan mata

namamu, yang kini menghiasi mata hati

ada sepucuk suratyang berkata

bahwa kereta kencana selalu membawa pelita di setiap perjalanannya

kereta yang satu itu yang memperaki hari

dikala gelayut tak mampu lagi mendebar sang petir

tanyakan pada kusirnya

mengapa cinta ini belum sirna

masihkah kau bawa cinta, untuk kau gelorakan diatas namamu?

Diatas namamu, 

ada setetes asa

yang tak sebanding dengan airmata

dibalik kacamu,

tergambar satu bingkai kasih

yang tak renta digerogoti usia

aku mau merangkai tawa

atas khayalan yang sirna

bahwa ternyata aku tak punya alasan apa-apa

sehingga sempat aku berkata:

"sudahlah, kita jadi teman saja"

1 komentar:

Ussi mengatakan...

whoyooo...

kalo suruh apresiasi puisi yang banyak makna implisit saya suka bingung sendiri. mari lempar saja ke sodari Muna...*eh Muna kemana Nggi?*

ohya, vote nya apaan tuuuh...bingung mau milih.

mau bilang bagus, tapi di belakangnya ada tulisan masih bagusan karya anak sastra indo. Padahal banyak juga yang bisa bikin puisi bagus walo dia bukan anak sastra.Janganlah kau lihat karya seseorang berdasarkan latar belakang pendidikannya, tidak semua anak Sastra Indo bisa bikin puisi bagus, seperti juga tidak semua anak Sastra Inggris bisa ngerti tenses -tunjuk diri ndiri-, jadi alangkah baiknya jika..*sumpel*