Jumat, 06 Maret 2009

KUTUNGGU IA HIDUP, KUTUNGGU IA LAHIR

Dalam hening
Saat saat yang genting
Keringat dingin terlalu lelah untuk mengalir
Dan doa ini tak akan berakhir
Hingga ia lahir

Ruangan ini seakan semakin melebar oleh udara hampa
dan harapan terus menjadi harapan
Menunggu hingga waktu menjadikannya nyata

Entah berapa celsius suhu yang kurasakan ini,
Karena kurasakan kulitku gelisah.
Ia mendesah, menyuruh aku resah
Mungkin menyuruh aku besok nggak usah kuliah
Tapi aku masih belum mengerti

Apa lagi semua ini?

My Only One-nya Mocca
tak bisa lagi membuatku ceria
Dan It’s Not Goodbye-nya Laura Pausini
tak berani menggema.
Mungkin hanya simfoni klasik Canon Pachelbel saja yang sesekali berirama

Ya Allah, aku tak mau kehilangan ia.
Belum kucapai nadzarku padanya.

Dan aku harap
Dari dalam ruangan ini
Akan terdengar panggilan suci-Mu

Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar.
Asyhadu allaa ilaaha ilallah. Asyhadu allaa ilaaha ilallah.
Asyhadu anna muhammadar rasulullah. Asyhadu anna muhammadar rasulullah.
Hayya alash sholaah. Hayya alash sholaah.
Hayya alal falaah. Hayya alal falaah.
Allahu akbar. Allahu akbar. Laa ilaaha ilallah......

terselingi isak yang haru
spektrum sonar melambangkan bahagia
syukur pada-Mu
atas kasih-Mu atas kehadirannya ke dunia
dan sang ibu
tetap sehat seperti sediakala

Tidak ada komentar: